Membidik Keluarga Kantoran Yang Bahagia Dan Harmonis


Data resmi yang disampaikan oleh Departemen Agama menyebutkan bahwa angka perceraian dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan yang  cukup signifikan. Tahun ini angka perceraian mencapai 200 ribu orang dari dua juta perkawinan, atau sekitar 10% perkawinan mengalami kegagalan. Dari angka perceraian tersebut, sekitar tiga per empatnya terjadi di kota-kota  besar, ini berarti perceraian mayoritas terjadi pada pasangan pekerja kantoran mengingat sebagian besar masyarakat perkotaan umumnya adalah para pekerja kantoran.
Data tersebut juga menyebutkan bahwa saat ini terjadi kecenderungan yang menarik, jika dulu yang terjadi adalah suami menceraikan istri, saat ini justru yang lebih sering adalah istri menggugat cerai suaminya atau cerai gugat, bukan cerai talak. Dari data tersebut juga terungkap bahwa 80 persen perceraian terjadi pada pasangan muda dengan usia perkawinan di bawah lima tahun, dengan penyebab yang beragam mulai dari persoalan perbedaan intelektual, faktor ekonomi, umur, jarak status sosial, ketidakcocokan, sampai dengan persoalan perselingkuhan dengan orang ke tiga. Saat ini perceraian ternyata juga banyak disebabkan oleh perbedaan pandangan politik antara suami dan istri.  Ada lagi faktor eksternal yang tidak bisa diremehkan yang menjadi penyebab timbulnya perceraian, yaitu tayangan televisi terutama infotainmentyang menampilkan berbagai kisah perselingkuhan dan perceraian para selebritis yang menimbulkan opini bahwa perselingkuhan dan perceraian bukan merupakan hal yang tabu, tapi justru menjadi hal yang biasa bahkan membanggakan mereka.
Dampak dari perceraian ini tentunya akan sangat serius, terutama bagi  anak-anak  mereka yang akan  terancam masa  depannya, terutama dari sisi pendidikannya.  Jika masalah perceraian ini tidak mendapatkan perhatian serius, maka akan mengancam struktur kehidupan sosial yang berdampak  pada munculnya  permasalahan sosial yang lebih serius lagi.
Memperhatikan masalah tersebut di atas, maka road map dakwah kantor  harus menempatkan prioritas berikutnya pada dakwah terhadap keluarga  masyarakat perkantoran ini. Dakwah kantor, di samping fokus pada pembentukan karakter pribadi muslim yang baik juga harus menyasar dakwah pada keluarga mereka. Dakwah keluarga  harus dirancang komprehensif mulai dari pembekalan terhadap mereka yang belum menikah, menciptakan hubungan yang harmonis antara pasangan suami istri, dan pembekalan mengenai pendidikan anak dalam keluarga.
Pembekalan pra-nikah
Membangun keluarga bahagia harus dimulai dari pembekalan wawasan, mental, dan spiritual individu sebelum menikah, agar ketika pernikahan berlangsung benar-benar telah siap sepenuhnya untuk mengarungi bahtera rumah tangga yang sebenarnya. Dakwah kantor harus dapat memberikan arahan yang komprehensif bagaimana persiapan menuju pernikahan ini menurut Islam yang dapat dilakukan dalam berbagai bentuk acara, seperti seminar pra-nikah, kajian umum pra-nikah maupun dalam bentuk one day workshop pra-nikah di luar kota.
Tema-tema yang harus diangkat pada momen ini diantaranya adalah bagaimana etika interaksi antara laki-laki dan perempuan yang bukan muhrim, bagaimana memilih calon suami atau istri menurut Islam, bagaimana suami atau istri yang  ideal menurut Islam, bagaimana proses ta’aruf, melamar dan bagaimana merancang pesta pernikahan yang Islami.
Pembekalan pra-nikah juga harus menyentuh sisi kesiapan mental menjadi suami atau istri yang baik, mengenal apa saja hak dan kewajibannya masing-masing menurut Islam. Di samping itu, pengetahuan dasar mengenai kesiapan menjadi ayah dan ibu yang baik bagi anak-anaknya juga harus mulai ditanamkan meskipun masih pada tataran global, sehingga ketika memasuki rumah tangga yang sebenarnya mereka akan lebih siap.
Di samping pembekalan pra-nikah, problem utama di kota-kota besar bagi para lajang adalah masalah sulitnya menemukan jodoh. Banyak dari pekerja kantoran yang galau dalam hal menemukan jodohnya. Pacaran bertahun-tahun ternyata tidak dapat menjamin mereka untuk melanjutkan ke jenjang pernikahan, sehingga banyak di antara mereka yang terlambat menikah. Program dakwah kantor harus dapat membuat solusi islami  mengenai masalah kesulitan dalam mencari pasangan ini. Hal ini dapat dilakukan dalam bentuk lembaga biro jodoh atau cara-cara lain sepanjang dalam koridor yang dibenarkan secara syariah.
Kegagalan melangsungkan pernikahan biasanya juga disebabkan karena mindset bahwa menikah itu rumit dan berat, baik dari sisi proses dan biayanya yang tidak sedikit. Hal ini terjadi karena seiring dengan gaya hidup perkotaan yang harus serba glamor dan mahal. Mindset inilah yang harus dirubah oleh program dakwah kantor, bahwa menikah itu yang penting adalah kelanggengan dalam mempertahankan rumah tangga bukan pada pestanya yang sesaat itu. Dakwah harus memberikan pencerahan bahwa sebenarnya menikah itu “mudah” dan “murah”.
Dakwah Kepada Pasangan Suami Istri
Kebanyakan dari pasangan yang menikah sebenarnya tidak benar-benar siap sepenuhnya untuk menikah, baik dari sisi mental maupun sisi-sisi lainnya. Kebanyakan mereka akan belajar satu sama lain sambil berjalan mengarungi bahtera rumah tangganya, sehingga mereka akan banyak menemui berbagai rintangan yang akan menghambat atau berpotensi menggagalkan perjalanan mereka lebih jauh lagi. Apalagi tipikal pasangan di perkantoran yang mempunyai keunikan tersendiri dalam model interaksinya. Kebanyakan pasangan suami istri semuanya bekerja, pergi pagi-pagi, pulang sudah larut malam. Saluran komunikasi keduanya tentunya akan sangat terbatas, maka harus ada solusi tersendiri dalam beradaptasi dan menjaga keseimbangan hubungan suami istri.
Nilai-nilai Islam sangat protective terhadap seluruh persoalan rumah tangga yang akan mengancam hancurnya biduk rumah tangga di tengah jalan. Maka dakwah kantor harus menyasar dengan baik bagaimana solusi atas problematika rumah tangga, khususnya pada pasangan suami istri kantoran ini. Dakwah kantor harus dapat membuat frame besar dalam benak setiap pasangan bahwa Islam menganggap rumah tangga merupakan institusi yang sangat penting dalam membangun peradaban, sehingga peran seorang suami dan seorang istri begitu penting dalam berjuang menjaga keharmonisan rumah tangganya.
Pelaksanaan dakwah kantor khusus mengenai keluarga ini harus di desain dengan modul yang menyeluruh yang dilaksanakan dalam bentuk kajian rumah tangga bahagia, seminar keluarga, maupun rihlah keluarga dengan berbagai game suami istri yang menyegarkan. Modul materi dakwahnya dapat berupa tema-tema dasar seperti: bagaimana suami dan istri ideal menurut Islam, apa hak dan kewajiban istri dan suami, kisah-kisah teladan Rosul dalam berumah tangga, bagaimana mengelola emosi dalam berumah tangga. Selain itu tema-tema praktis juga sangat penting untuk  disampaikan seperti: membangun komunikasi efektif suami istri, tips membahagiakan suami atau istri, membangun trust suami istri dan tema-tema lain yang sangat aplikabel dalam meningkatkan kualitas kehidupan rumah tangga. Di samping itu tema khusus mengenai sex menurut Islam juga penting disampaikan, mengingat sebagian besar masalah rumah tangga berawal dari persoalan hubungan sex suami istri yang tidak sehat, baik dari sisi kualitas maupun dari sisi kuantitasnya.
Counseling Center
Perjalanan rumah tangga tentunya tidak selamanya mulus, pasti penuh dengan lika-liku yang terkadang menegangkan, tergantung pada naik dan turunya kualitas keimanan dan kesiapan mental masing-masing pasangan dalam menghadapi setiap persoalan rumah tangganya. Terkadang mereka perlu solusi dari orang lain yang dianggap kredibel untuk menembus kebuntuan dalam memecahkan persoalan mereka. Maka seseorang yang sedang menghadapai masalah dalam rumah tangganya harus punya saluran komunikasi yang mencerahkan tetapi harus tetap dapat dipastikan aib rumah tangganya dapat terjaga dengan baik. Biasanya persoalan besar diawali oleh persoalan-persoalan kecil yang dianggap remeh yang lambat laun terakumulasi menjadi persoalan rumit yang sulit diurai kembali.
Lembaga dakwah kantor harus mengambil peran ini demi untuk menyelamatkan usia perkawinan setiap pasangan dengan membuka “Counseling Center”, yaitu semacam klinik konsultasi suami istri yang berfungsi sebagai media untuk memecahkan persoalan-persoalan rumah tangga.Counseling Center (CC)  ini diasuh oleh tim yang terdiri dari seorang ustadz yang mempunyai kepakaran dalam bidang syari’ah dan berpengalaman dalam mengasuh konsultasi keluarga  dan seorang psikolog. Seseorang yang berkonsultasi dalam Counceling Center  ini dapat dengan bebas menyampaikan persoalannya karena aib rumah tangga mereka akan dijamin kerahasiannya. Dengan demikian persoalan-persoalan kecil dalam rumah tangga dapat segera diselesaikan dengan kematangan emosi dan pencerahan spiritual sehingga persoalan tidak tumbuh menjadi rumit dan membesar.
Dengan langkah-langkah dakwah kantor yang komprehensif yang meliputi pembentukan karakter individu yang Islami, rumah tangga islami, maka diharapkan akan melahirkan masyarakat islami sebagai embrio lahirnya peradaban Islami.
Creator: Dina Amalia Nasution