JUST DO IT…

Agaknya hakikat perkawinan kini makin tak mudah dipahami, menyusul makin banyaknva pasangan gampang menceraikan diri. Padahal, kalau kita buat daftar alasan mengapa orang memutuskan untuk menikah dan daftar alasan mengapa mereka bercerai, pasti akan ditemukan banyak overlaping pada kedua daftar tersebut.

Ketika menjemput teman di bandara sore tadi, tak sengaja saya mendapat pelajaran …berharga arti sebuah perkawinan. Di ruang tunggu, seorang pria paruh baya menenteng koper dan tas kecil tergopoh-gopoh menuju keluarga yang datang menjemputnya.

Sambil berjongkok ia memeluk anaknya yang kecil, perempuan usia lima tahun. Dari hangatnya pelukan erat anak-bapak ini tercermin betapa masing-masing amat rindu. “Apa kabar Dik? Papa kangen nih.” Sang anak tersipu-sipu, Adik juga kangen Pa.” Kemudian ia memandang si sulung. Bocah lelaki usia 10 tahun. “Wah, Dion sudah gede sekarang” ujarnya sambil merangkulnya. Mereka saling mengelus kepala. Adegan selanjutnya, adalah ciuman kasih si pria terhadap ibu kedua anaknya, layaknya pengantin baru.

Rasa iri terbersit di hati melihat adegan tersebut. “Sudah berapa tahun usia perkawinan Anda,” tanya saya kepada si pria.

“Kami sudah menikah selama 17 tahun,” jawabnya tanpa melepaskan gandengan tangan istrinya.

“Ngomong-ngomong, Anda pergi berapa lama sih?”

“Dua hari,” jawabnya singkat.

Saya terkejut mendengar jawaban itu. Betapa tidak, melihat kerinduan masing-masing dalam penyambutan mesra itu, saya pikir pria tadi sudah meninggalkan keluarganya selama berbulan-bulan.

“Mengapa Anda tanyakan hal itu,” tanya si pria melihat wajah saya termangu.

“Well, semoga saya bisa seperti Anda.”

“Jangan hanya berharap. Just Do It,” ujarnva berlalu.

Barangkali memang benar pernyataan Mignon McLaughlin jurnalis Amerika terkenal, sebuah perkawinan yang berhasil menuntut jatuh cinta berkali-kali tapi selalu pada orang yang sama.